BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Teknologi
informasi dan komputer pada awal abad ke-21 ini telah menunjukkan perkembangan
yang signifikan. Teknologi ini pada prinsipnya adalah untuk melayani kebutuhan
informasi secara tepat waktu (fast), tepat guna (accurate), dan tepat sasaran
(relevant). Informasi memenuhi kebutuhan tepat waktu jika dapat tersedia pada
saat dibutuhkan, sehingga memerlukan kecepatan proses. Kebutuhan tepat guna
akan terpenuhi jika informasi yang dihasilkan benar sehingga mendukung pengambilan
keputusan yang benar. Sementara penggunaan informasi tersebut baru dapat
dirasakan manfaatnya jika diberikan kepada orang yang tepat dan benar-benar
memerlukannya, sehingga informasi juga harus relevan terhadap penggunanya.
Perkembangan
teknologi komputer tidak hanya mencakup teknologi yang digunakan, tetapi juga
merambah sampai ke metoda pengembangan sistem informasi dan konsep-konsep yang
merupakan bagian infrastruktur dari suatu sistem dan teknologi informasi.
Perkembangan teknologi komputer sampai saat ini telah melalui tiga gelombang
perubahan.
Komputer merupakan alat modern yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Mulai dari
mengerjakan pekerjaan kantor, multimedia, bahkan hiburan. Dewasa ini perkembangan
komputer semakin berkembang dan masih
akan terus berkembang tanpa batas. Kita sebagai manusia mau tidak mau harus mengikuti perkembangan kemajuan teknologi
khususnya bidang komputerisasi agar
kita tidak termakan oleh alat yang kita buat sendiri.
Saat ini komputer hampir dapat dijumpai di setiap kantor pemerintah, perusahaan, sekolah, atau bahkan rumah
tangga. Perkembangan teknologi komputer
yang pesat, khususnya di bidang perangkat lunak, membuat computer menjadi semakin user friendly dan telah menjadikannya suatu kebutuhan bagi kalangan tertentu, misalnya kalangan
bisnis. Dalam melakukan pekerjaan mereka sangat
tergantung pada komputer. Komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai pengganti mesin tik ataupun alat hitung,
namun kini juga banyak digunakan dalam membantu
pembuatan keputusan penting.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian atau defenisi dari incremental model?
2.
Bagaimana keunggulan dan kelemahan dari incremental model?
3.
Bagaimana desain pemodelan dari incremental model?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui pengertian atau defenisi dari incremental model?
2.
Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan dari incremental model?
3.
Untuk mengetahui bagaimana desain pemodelan incremental model?
BAB II
PEMBAHASAN
Incremental
Model
Incremental model adalah model pengembangan
sistem pada software engineering berdasarkan requirement software yang dipecah
menjadi beberapa fungsi atau bagian sehingga model pengembangannya secara
bertahap. dilain pihak ada mengartikan model incremental sebagai perbaikan
dari model waterfall dan sebagai standar pendekatan topdown. Layaknya
Model Waterfall, model ini pun juga memiliki tahapan tahapan untuk
perancangan perangkat lunaknya, yaitu:
- Requirement , Requirment adalah proses tahapan awal yang dilakukan pada incremental model adalah penentuan kebutuhan atau analisis kebutuhan.
- Specification, Specification adalah proses spesifikasi dimana menggunakan analisis kebutuhan sebagai acuannya.
- Architecture Design, adalah tahap selanjutnya, perancangan software yang terbuka agar dapat diterapkan sistem pembangunan per-bagian pada tahapan selanjutnya.
- Code setelah melakukan proses desain selanjutnya ada pengkodean.
- Test merupakan tahap pengujian dalam model ini.
Desain
Pemodelan Incremental
Tahapan-tahapan tersebut dilakukan
secara berurutan. Setiap bagian yang sudah selesai dilakukan testing, dikirim
ke pemakai untuk langsung dapat digunakan. Pada incremental model, tiga tahapan
awal harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum sebelum tahap membangun tiap
increment. Untuk mengantisipasi kondisi yang terjadi pada incremental model,
diperkenalkan model More Risky Incremental Model. Model ini menerapkan sistem
kerja yang paralel. Setelah daftar kebutuhan didapatkan dari pemakai, tim
spesifikasi membuat spesifikasi untuk modul pertama. Setelah spesifikasi
pertama selesai, tim desain menindak lanjuti. Tim spesifikasi sebelumnya juga
langsung membuat spesifikasi untuk model kedua, dan seterusnya. Jadi, tidak
harus menunggu modul pertama selesai hingga dikirim ke user.
Model incremental
menggabungkan elemen-elemen model sekuensial linier (diimplementasikan secara
berulang) dengan filosofi prototype interatif. Model ini memakai urutan-urutan
linier di dalam model yang membingungkan, seiring dengan laju waktu kalender.
Setiap urutan linier menghasilkan pertambahan perangkat lunak yang kemudian
dapat disampaikan kepada pengguna. Pada saat model incremental (pertambahan)
ini digunakan, pertambahan pertama sering merupakan produk inti (core product),
yaitu sebuah model pertambahan yang dipergunakan, tetapi beberapa muka tambahan
(beberapa diketahui dan beberapa tidak) tetap tidak disampaikan. Produk inti
tersebut dipergunakan oleh pelanggan (atau mengalami pengkajian detail).
Sebagai hasil dari pemakaian dan/atau evaluasi maka dikembangkan rencana bagi
pertambahan selanjutnya. Rencana tersebut menekankan modifikasi produk inti
untuk secara lebih baik memenuhi kebutuhan para pelanggan dan penyampaian fitur
serta fungsional tambahan. Proses ini mengikuti penyampaian setiap pertambahan
sampai bisa menghasilkan produk yang lengkap. Model proses incremental
tersebut, seperti model prototype dan pendekatan-pendekatan evolusioner yang
lain, bersifat iterative. Tetapi tidak seperti model prototype, model
pertambahan berfokus pada penyampaian produk operasional dalam setiap
pertambahannya. Pertambahan awal ada di versi stripped down dari produk akhir,
tetapi memberikan kemampuan untuk melayani pemakai dan juga menyediakan
platform untuk evaluasi oleh pemakai. Perkembangan pertambahan, khususnya
berguna pada saat staffing, tidak
bisa dilakukan dengan menggunakan implementasi lengkap oleh
batasan waktu bisnis yang sudah disepakati untuk proyek tersebut. Jika produk
inti diterima dengan baik, maka staf tambahan (bila dibutuhkan) bisa
ditambahkan untuk mengimplementasi pertambahan selanjutnya. Sebagai tambahan,
system mayor yang sedang pada masa perkembangan serta waktu penyampaiannya
belum pasti, mungkin membutuhkan keberadaan perangkat keras yang baru. Bisa
juga rencana tertentu dibuat untuk menghindari pemakaian perangkat lunak ini,
sehingga memungkinkan fungsionalitas partial disampaikan kepada pemakai tanpa
harus banyak tertunda.
Contoh Penggunaan Incremental Model
Misalnya, perangkat lunak pengolah kata yang dikembangkan dengan
menggunakan paradigma penambahan akan menyampaikan manajemen file dasar,
editing serta fungsi penghasilan dokumen pada penambahan pertama; kemudian
editing dan kemampuan penghasilan dokumen yang lebih canggih pada pertambahan
kedua; pengecekan spelling dan tata bahasa pada pertambahan ketiga; serta
kemampuan pengaturan halaman tingkat lanjut pada tahap pertambahan keempat.
Harus dicatat bahwa aliran proses untuk berbagai pertambahan tersebut dapat
menggabungkan paradigma prototype.
Beberapa Keunggulan Dari Incremental Model atara lain :
- Merupakan model dengan manajemen yang sederhana
- Pengguna tidak perlu menunggu sampai seluruh sistem dikirim untuk mengambil keuntungan dari sistem tersebut. Increment yang pertama sudah memenuhi persyaratan mereka yang paling kritis, sehingga perangkat lunak dapat segera digunakan.
- Resiko untuk kegagalan proyek secara keseluruhan lebih rendah. Walaupun masalah masih dapat ditemukan pada beberapa increment. Karena layanan dengan prioritas tertinggi diserahkan pertama dan increment berikutnya diintegrasikan dengannya, sangatlah penting bahwa layanan sistem yang paling penting mengalami pengujian yang ketat. Ini berarti bahwa pengguna akan memiliki kemungkinan kecil untuk memenuhi kegagalan perangkat lunak pada increment sistem yang paling bawah.
- Nilai penggunaan dapat ditentukan pada setiap increment sehingga fungsionalitas sistem disediakan lebih awal.
- Memiliki risiko lebih rendah terhadap keseluruhan pengembagan sistem,
- Prioritas tertinggi pada pelayanan sistem adalah yang paling diuji
Kelemahannya adalah :
- kemungkinan tiap bagian tidak dapat diintegrasikan
- Dapat menjadi build and Fix Model, karena kemampuannya untuk selalu mendapat perubahan selama proses rekayasa berlangsung
- Harus Open Architecture
- Mungkin terjadi kesulitan untuk memetakan kebutuhan pengguna ke dalam rencana spesifikasi masing-masing hasil increment.